A. Pengertian Disiplin
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disiplin memiliki beberapa kata kunci penting, yaitu: tepat waktu, punya komitmen, taat aturan, fokus, tekun, memiliki tujuan, tahu prioritas, konsisten, dan mampu membuat perencanaan.
Secara bahasa, disiplin berarti tata tertib atau kepatuhan terhadap aturan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002: 268). Disiplin disebut sebagai salah satu kunci keberhasilan, karena orang yang disiplin akan teguh memegang prinsip, berani membela kebenaran, bahkan rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, seperti bangsa dan negara (Bahri, 2008: 3).
Namun, hidup disiplin bukan berarti hidup kaku seperti tentara di barak yang harus diatur dari A sampai Z. Bagi siswa atau mahasiswa, disiplin lebih dimaknai sebagai kemampuan mengatur dan mengelola waktu sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan tepat. Misalnya, membuat jadwal belajar harian atau mengurangi kebiasaan menunda tugas sekolah.
Secara umum, disiplin berarti ketaatan pada peraturan. Disiplin dibutuhkan untuk mengatur perilaku manusia di lingkungannya, sekaligus membangun integritas diri. Banyak orang percaya, disiplin adalah kunci sukses, baik di sekolah, pekerjaan, maupun dalam bidang kehidupan lainnya.
Mukodi (2014: 86) menjelaskan bahwa disiplin adalah kemampuan mengontrol diri untuk menaati aturan, baik aturan yang dibuat sendiri maupun yang berasal dari luar. Disiplin juga berkaitan dengan kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, menentukan tujuan, serta mengatur perilaku dan emosi sesuai prinsip moral yang diyakini. Secara umum, disiplin adalah perilaku sosial yang bertanggung jawab, lahir dari kemampuan mengelola diri, memotivasi diri, dan bersikap mandiri.
B. Ciri-Ciri Disiplin
Disiplin tercermin dari sikap taat dan patuh pada aturan atau norma yang berlaku, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Beberapa ciri-ciri orang yang disiplin antara lain:
- Taat aturan dan kebijakan: Selalu mematuhi peraturan sekolah, seperti datang tepat waktu, mengenakan seragam sesuai ketentuan, dan tidak melanggar tata tertib.
- Konsisten dalam tindakan: Tetap mengikuti aturan walau dalam keadaan sulit, misalnya tetap mengerjakan PR meski sedang capek.
- Mengendalikan diri: Mampu menahan diri dari hal-hal yang mengganggu, misalnya tidak bermain game saat jam belajar.
- Pandai mengatur waktu: Bisa membagi waktu antara belajar, istirahat, dan bermain, serta menghargai waktu orang lain.
- Tekun dan gigih: Tidak mudah menyerah saat menghadapi tugas sulit, seperti tetap mencoba mengerjakan soal Matematika yang menantang.
- Patuh pada kewajiban: Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, tidak menunda-nunda mengumpulkan tugas.
- Memiliki rasa tanggung jawab: Berani menerima konsekuensi dari keputusan yang diambil.
- Komitmen pada tujuan: Berpegang teguh pada janji atau target yang telah dibuat, misalnya target belajar setiap minggu.
- Menghargai orang lain: Menjaga sikap dan sopan santun, menghormati waktu dan perasaan teman serta guru.
- Hidup dengan gaya disiplin: Menjaga pola makan sehat, olahraga rutin, dan cukup istirahat, bukan hanya saat ujian.
Disiplin butuh kesadaran dan latihan. Dengan disiplin, kalian bisa mencapai tujuan akademik dan ikut menciptakan lingkungan yang tertib dan nyaman.
C. Manfaat Disiplin dalam Kehidupan Sehari-hari
Mukodi dan Afid (2014: 86) menjelaskan bahwa disiplin membantu siswa mencapai tujuan hidup dengan lebih efektif dan efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya kepada kita.
Kunci disiplin adalah komitmen, tepat waktu, punya prioritas, taat, fokus, tekun, dan konsisten (Tamrin, 2008: 17). Manfaat disiplin antara lain:
- Meningkatkan kepekaan sosial: Anak yang disiplin lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, misalnya membantu teman yang kesulitan.
- Menumbuhkan kepedulian dan integritas: Siswa disiplin dapat memikul tanggung jawab, peduli, serta bisa menyelesaikan masalah dengan cepat.
- Mengajarkan keteraturan: Anak memiliki pola hidup teratur, tahu kapan belajar dan kapan bermain.
- Menciptakan ketenangan: Orang yang disiplin lebih tenang dan fokus, tidak terburu-buru.
- Meningkatkan percaya diri: Percaya diri tumbuh saat kita terbiasa menyelesaikan tugas dengan usaha sendiri.
- Menumbuhkan kemandirian: Mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
- Mempermudah bergaul: Disiplin membuat anak cepat akrab dan diterima lingkungan karena sikapnya yang ramah.
- Mendukung perkembangan otak: Anak meniru kebiasaan positif dari orang tuanya, misalnya kebiasaan disiplin waktu.
- Membantu anak berkebutuhan khusus: Disiplin memberi keteraturan dan membantu mereka menjalani hidup lebih baik.
- Meningkatkan kepatuhan tanpa paksaan: Siswa menaati aturan karena sadar, bukan karena takut dimarahi.
Contoh sederhana: kalau kalian disiplin belajar sedikit demi sedikit setiap hari, menjelang ujian tidak perlu panik karena sudah terbiasa.
D. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Tidak Disiplin
Meski disiplin itu penting, banyak siswa yang masih kesulitan melakukannya. Beberapa penyebabnya antara lain:
- Malas berkepanjangan: Malas menyebabkan semangat belajar menurun. Padahal malas bukan kodrat, tapi kebiasaan yang harus dilawan.
- Suka menunda waktu: Menunda pekerjaan membuat tugas menumpuk, misalnya baru mengerjakan PR saat besoknya dikumpulkan.
- Meremehkan waktu: Contoh sederhana, menunda sholat atau tugas dengan alasan “nanti saja,” padahal penting dilakukan tepat waktu.
- Kurang peka sosial: Tidak peduli dengan lingkungan, misalnya mengabaikan peraturan kelas atau membiarkan teman kesulitan.
Disiplin penting bagi siswa karena membentuk perilaku yang baik. Siswa yang disiplin akan lebih mudah menyesuaikan diri di rumah maupun sekolah. Sebaliknya, tidak disiplin berdampak pada prestasi dan rasa percaya diri yang menurun.
Peran orang tua juga penting. Disiplin bisa dimulai dari hal sederhana: bangun pagi tepat waktu, membuat jadwal belajar, dan membiasakan diri mengatur aktivitas harian. Dengan disiplin, hidup akan lebih teratur dan positif.
Daftar Pustaka
- Bahri, S. (2008). Pendidikan Antikorupsi. Jakarta: PT Sarana Ilmu Pustaka.
- Mukodi & Afid, M. (2014). Pendidikan Antikorupsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
- Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
- Tamrin. (2008). Pendidikan Antikorupsi: Membangun Bangsa yang Bermartabat. Jakarta: Sarana Pendidikan.
